|
Refly Harun yang awalnya merupakan kuasa hukum dari
JR Saragih Bupati Simalungun Sumatra Utara ini, saat menangani perkara
pemulikada Simalungun. Memberikan dugaan telah terjadi suap kepada hakim
konstitusi.
Hal inilah yang menjadikan Mahkamah Konstitusi pun bergerak dengan membentuk tim investigasi
yang diketuai langsung oleh Refly Harun, dalam menemuannya ia bersama timnya
menjelaskan bahwa JR Saragih pernah menceritakan kepada dirinya akan memberikan
hakim MK uang sebesar 1 miliar. (Kompas,15
Desember 2010).
Masalah ini timbul ketika Refly Harun mendatangi
undangan JR Saragih untuk membicarakan success fee yang ia terima adalah Rp 250
juta. Dan Saragih meminta potongan 150 juta sehingga yang tersisa tinggal Rp
100juta. Dalam hal ini JR Saragih melaporkan Refly Harun kepada Bareskrim Mabes
Polri dengan tuduhan pencemaran nama baik dan fitnah. Bahkan Akil Mochtar sebai
hakim yang diduga menerima suap mengancam melaporkan Refly jika tidak dapat
membuktikannya.
Dalam kasus Wikileaks yang didirikan oleh Julian
Assange juga memberikan dampak yang besar bagi pergerakan pemerintahan dunia,
dengan bocornya kawat diplomatic yang seharusnya memberikan transparansi kepada
pemerintahan dunia malah membuat Julian terbekuk didalam penjara. Serta gugatan
obama presiden AS yang mengatakan bahwa perilaku Julian dan situsnya Wikileaks
sangat menyedihkan.
Selain itu juga penangkapan atas Julian Assange yang
dituduh telah melakukan pelecehan seksual serta pemerkosaan sebagai alasan agar
Julian dapat ditangkap sangatlah tidak masuk akal, hal ini karena pemerintah
menekan konflik yang ada sehingga menghalalkan segala cara agar pembawa pesan
tidak menyampaikan sesuatu yang harus diketahui oleh masyarakat tidak berjalan dengan baik.
Demokrasi dalam Investigasi
Apabila melihat secara seksama, kedua tokoh yakni
Refly Harun serta Julian Assange merupakan tokoh yang mampu melakukan
investigasi terhadap kasus yang ditanganinya, mereka memiliki misi tertentu
yang harus dicapai, sehingga apapun resikonya dihadapi dengan penuh tanggung
jawab.
Refly yang menginginkan kejujuran terhadap hukum,
serta Julian Assange yang menginginkan kejujuran serta tidak adanya korporasi
serta korupsi dipemerintahan memberikan celah, bahwa pemerintahan itu
seharusnya sesuatu yang demokratis, bukannya pemerintahan yang malah
menyembunyikan sesuatu yang benar, serta menutupnya rapat-rapat untuk
kepentingan tertentu yang menguntungkan.
Investigasi yang mendalam ini seharusnya mendapatkan
dukungan dari berbagai pihak, bukannya malah pihak yang seharusnya mendukung
mengundurkan diri karena takut dicemarkan nama baiknya, hal ini dapat dilihat
ketika Visa serta Master Card menghentikan donasi dananya kepada situs
Wikileaks dengan alasan situs ini akan mencemarkan nama baiknya (Kompas, 9 Desember 2010) sehingga perlu
melakukan penyelidikan.
Investigasi dilakukan untuk mengungkap sesuatu yang
sama sekali belum diketahui masyarakat, dan perlu diketahui masyarkat demi
kepentingan bersama, seharusnya para petinggi Negara mengerti akan pentingnya
investigasi dalam berbagai bidang, tetapi mereka malah memberikan hambatan,
tuntutan, ancaman serta tekanan kepada pelaku-pelaku investigasi, hal inilah
yang akan menjadikan kebebasan pers tak lagi berjalan dengan semestinya karena
harus megerti dahulu kepentingan pihak berkuasa. Jika semua disensor oleh pihak
atas maka tidak ada lagi yang namanya demokrasi akan tetapi menjadi bersifat
otoriter, karena semua harus sesuai dengan keinginan pihak pemerintah.
Tidak ada dukungan dari pihak atas, memberikan
gambaran bahwa pemerintahan yang transparan takut untuk dilakukan oleh
pemerintah, hal ini tergambar dari segala upaya pemerintah atau pihak yang
lebih memiliki kekuasaan, kekuatan baik itu dalam hal komunikasi maupun materi,
mencoba untuk menciutkan nyali para tim investigasi.
lashon
hara
Dunia yang diguncangkan dengan bocornya
dokumen-dokumen rahasia Negara yang dilakukan oleh WikiLeaks menandai hubungan
diplomatik internasional apa yang disebut dalam bahasa Yahudi sebagai lashon
hara (lidah setan), ekspresi moralitas kelangsungan diplomasi ketika deskripsi
kebenaran tentang dunia yang semakin rumit tidak serta-merta menghapus luka
atau sakit hati yang ditimbulkan. (Diplomasi
lidah setan)
Kebenaran yang seharusnya membuka tabir kejujuran
dapat mampu mengalahkan permusuhan malah menjadi pembuka permusuhan, bahkan
permusuhan ini pun juga digambarkan oleh sikap JR Saragih ketika melaporkan
Refly Harun, serta ketika Pemerintahan AS mengecam Julian Assange dengan
berbagai tuntutan yang tidak dapat dinalar dengan akal.
Semuanya kembali oleh kepentingan politik dari
berbagai pihak yang telah jelas-jelas bersilat lidah antara kebenaran yang
terungkap dengan kebohongan yang tersembunyi. Moral manusia dalam teknologi
serta ilmu pengetahuan yang tinggi tidak memberikan ia sedikit hal yang berarti
dalam mencapai kesuksesan hidup untuk memimpin dirinya sendiri serta memimpin
orang lain agar tetap dijalan yang benar, dan tetap berlandaskan idealisme
tanpa terpengaruh keuntungan serta kepentingan pribadi dengan menjatuhkan serta
melakukan ancaman terhadap piha-pihak yang memberikan kebenaran.
N.E Setiana Ningrum /Hukum Media
Massa
Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadyah
Malang
wah,,, coba klo scivere itu pake nama i graffi della mia vita, lebih eye catching lho,, tpi gk tw klo blog ini emang bwt jurnalistik n de genk..
BalasHapusjust suggestion,,
hahahahahha..
but overall..
nice work
emooohhh.... ku pengennya scivere kok, ni blok buat semua informasi,hwakakakaka
BalasHapus