Tahun 1944
menjadi titik awal munculnya teori difusi inovasi yang di tulis oleh paul
Lazearfeld, Bernard Barelson, dan H.Gaudet dalam artikel berjudul “The People’s
Choice” teori ini mengatakan bahwa komunikator yang mendapat pesan dari media
massa sangat kuat untuk memengaruhi orang-orang. Dengan demikian, adanya
inovasi (penemuan), lalu disebarkan (difusi) melalui media massa akan kuat
memengaruhi massa untuk mengikutinya. dalam buku
Diffusion of Innovation, Everett M. Rogers mendefinisikan difusi inovasi adalah
:
” proses
sosial yang mengomunikasikan informasi tentang ide baru yang dipandang secara
subjektif. Makna inovasi dengan demikian perlahan-lahan dikembangkan melalui
sebuah proses konstruksi sosial.”
“ inovasi
yang dipandang oleh penerima sebagai inovasi yang mempunyai manfaat relatif,
kesesuaian, kemampuan untuk dicoba, kemampuan dapat dilihat yang jauh lebih
besar, dan tingkat kerumitan yang lebih rendahakan lebih cepat diadopsi
daripada inovasi-inovasi lainnya.”
Difusi merupakan suatu jenis khusus
komunikasi yang berkaitan dengan penyebaran pesan-pesan sebagai ide baru kepada
system sosial. Komunikasi didefinisikan sebagai proses dimana para pelakunya
menciptakan informasi dan saling bertukar informasi untuk mencapai pengertian
bersama. Di dalam pesan itu terdapat ketermasaan (newness) yang
memberikan ciri khusus kepada difusi yang menyangkut ketakpastian (uncertainty).
Sesuai
dengan pemikiran Rogers, dalam proses difusi inovasi terdapat 4 (empat) elemen
pokok, yaitu:
1. Inovasi
gagasan, tindakan, atau
barang yang dianggap baru oleh seseorang. Dalam hal ini, kebaruan inovasi
diukur secara subjektif menurut pandangan individu yang menerimanya. Jika suatu
ide dianggap baru oleh seseorang maka ia adalah inovasi untuk orang itu. Konsep
’baru’ dalam ide yang inovatif tidak harus baru sama sekali.
2. Saluran komunikasi
alat untuk menyampaikan
pesan-pesan inovasi dari sumber kepada penerima. Dalam memilih saluran
komunikasi, sumber paling tidakperlu memperhatikan tujuan diadakannya
komunikasi dan karakteristik penerima. Jika komunikasi dimaksudkan untuk
memperkenalkan suatu inovasi kepada khalayak yang banyak dan tersebar luas,
maka saluran komunikasi yang lebih tepat, cepat dan efisien, adalah media
massa. Tetapi jika komunikasi dimaksudkan untuk mengubah sikap atau perilaku
penerima secara personal, maka saluran komunikasi yang paling tepat adalah
saluran interpersonal.
3. Jangka waktu
proses keputusan
inovasi, dari mulai seseorang mengetahui sampai memutuskan untuk menerima atau
menolaknya, dan pengukuhan terhadap keputusan itu sangat berkaitan dengan
dimensi waktu. Paling tidak dimensi waktu terlihat dalam proses pengambilan
keputusan inovasi, keinovatifan seseorang: relatif lebih awal atau lebih lambat
dalammenerima inovasi, dan kecepatan pengadopsian inovasi dalam sistem sosial.
4. Sistem sosial
kumpulan unit yang
berbeda secara fungsional dan terikat dalam kerjasama untuk memecahkan masalah
dalam rangka mencapai tujuan bersama
Proses Difusi Inovasi
proses pengambilan keputusan inovasi
mencakup:
1. Tahap Munculnya Pengetahuan (Knowledge) ketika seorang individu
(atau unit pengambil keputusan lainnya) diarahkan untuk memahami eksistensi dan
keuntungan/manfaat dan bagaimana suatu inovasi berfungsi
2. Tahap Persuasi (Persuasion) ketika seorang individu (atau unit
pengambil keputusan lainnya) membentuk sikap baik atau tidak baik
3. Tahap Keputusan (Decisions) muncul ketika seorang individu atau unit
pengambil keputusan lainnya terlibat dalam aktivitas yang mengarah pada
pemilihan adopsi atau penolakan sebuah inovasi.
4. Tahapan Implementasi (Implementation), ketika sorang individu atau
unit pengambil keputusan lainnya menetapkan penggunaan suatu inovasi.
5. Tahapan Konfirmasi (Confirmation), ketika seorang individu atau unit
pengambil keputusan lainnya mencari penguatan terhadap keputusan penerimaan
atau penolakan inovasi yang sudah dibuat sebelumnya.
Kategori Adopter
Anggota sistem sosial dapat dibagi ke dalam
kelompok-kelompok adopter (penerima inovasi) sesuai dengan tingkat
keinovatifannya (kecepatan dalam menerima inovasi). Salah satu pengelompokan
yang bisa dijadikan rujuakan adalah pengelompokan berdasarkan kurva adopsi,
yang telah duji oleh Rogers (1961). Gambaran tentang pengelompokan
adopter dapat dilihat sebagai berikut:
1. Innovators:
Sekitar 3% individu yang pertama kali mengadopsi inovasi. Cirinya: petualang,
berani mengambil resiko, mobile, cerdas, kemampuan ekonomi tinggi
2. Early
Adopters (Perintis/Pelopor): 14% yang menjadi para perintis dalam penerimaan
inovasi. Cirinya: para teladan (pemuka pendapat), orang yang dihormati, akses
di dalam tinggi
3. Early
Majority (Pengikut Dini): 34% yang menjadi pera pengikut awal. Cirinya: penuh
pertimbangan, interaksi internal tinggi.
4. Late
Majority (Pengikut Akhir): 34% yang menjadi pengikut akhir dalam penerimaan
inovasi. Cirinya: skeptis, menerima karena pertimbangan ekonomi atau tekanan
social, terlalu hati-hati.
5. Laggards
(Kelompok tertinggal): 14% terakhir adalah kaum kolot/tradisional. Cirinya:
tradisional, terisolasi, wawasan terbatas, bukan opinion leaders,sumberdaya
terbatas.
6. Dan untuk
sisanya adalah die hard (kepala batu) yang tidak pernah mengadopsi inovasi.
Asumsi utama yang dapat disimpulkan dari teori ini adalah:
·
Difusi inovasi adalah
proses sosial yang mengomunikasikan informasi tentang ide baru yang dipandang
secara subjektif. Makna inovasi dengan demikian perlahan-lahan dikembangkan
melalui sebuah proses konstruksi sosial
·
Inovasi yang dipandang
oleh penerima sebagai inovasi yang mempunyai manfaat relatif, kesesuaian,
kemampuan untuk dicoba, kemampuan dapat dilihat yang jauh lebih besar, dan
tingkat kerumitan yang lebih rendah akan lebih cepat diadopsi daripada
inovasi-inovasi lainnya
·
Ada sedikitnya 5 tahapan
dalam difusi inovasi yakni, tahap pengetahuan, persuasi, keputusan,
implementasi, dan konfirmasi
·
Ada 5 tipe masyarakat dalam mengadopsi inovasi
yakni inovator, early adopter, early majority, late majority, dan laggard.
Oleh : Silvia Indrawati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar