Halaman

Sabtu, 29 Oktober 2011

Model komunikasi massa (Maletzke)


Matakuliah/Kelas: Komunikasi Massa/ A
Jurusan :Ilmu Komunikasi

JANGAN PLAGIAT Yaaa??

Analisis Model Maletzke
Model Komunikasi Maletzke adalah model proses komunikasi massa yang menekankan pada 4 komponen utama yaitu: Communicator, message, medium, and receiver. Dalam model ini khalayak didalam melakukan pencarian informasi, disebabkan oleh kebutuhan rasa ini ingin tahu (need cognition) dan gaya intuisi seseorang (personal cognition style). Keterpaan media massa dapat diukur melalui sumber-sumber media massa yang digunakan, curahan waktu untuk penerimaan pesan media, dan jenis pemakaian pesan. Tipologi kebutuhan manusia yang dapat dipenuhi media massa adalah kebutuha hiburan, hubungan personal, identitas pribadi dan pengumpulan informasi.
Menurut Maltzke, khalayak tidak dipengaruhi oleh media massa dalam keadaan kosong. Pesan merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari khalayak. Pesan itu disaring berdasarkan keyakinan, sikap, nilai-nilai, dan lingkungan sosialnya.
Gambar Model Maletzke
Schema des Feldes der Maasencommunication

 


    Dari gambar diatas, Maletzke memeprlihatkan secara menyeluruh mengenai komunikasi massa sebagai sebuah proses yang secara psikologis dan sosiologis dengan kompleks sifatnya. Mengandung elemen-elemen tradisional dimana kita menemukan tanda yakni C (Communicator), M (Message), Medium, dan R (Respon). Dalam masing-masing bagian tersebut terdapat hal-hal yang mempengaruhi. Dalam C (Comminicator) terdapat bagian-bagian yang mempengaruhi, yakni:
1.      The Communicator’s self image/ Citra Pribadi Komunikator
Disini dijelaskan bagaimana komunikator memposisikan perannya dalam menyampaikan suatu pesan. Misalnya saja apakah dia sebagai penyampai pesan, penilai atau pengkampanye suatu pesan. Contoh : jika saya menyampaikan pesan tentang korupsi, posisi saya apakah hanya menyampaikan berita tersebut, menilai tentang korupsi atau mengkampanyekan tentang korupsi.
2.      The communicator personality Structure/ Struktur kepribadian komunikator
Bagaimana kepribadian komunikasot mempengaruhi perilakunya. Kepribadian disini maksudnya luas mencangkup berbagai aspek, diantaranya aspek psikologi dan aspek ideology.
3.      The communicator working team/ kerjasama komunikator dalam tim
Seseorang yang bekerja dalam team maka ia harus bisa menempatkan diri atau beradaptasi dengan kelompoknua. Dimana si komunikator harus menanggalkan ego pribadinya karena mungkin tidak sesuai dengan norma teamnya.
4.      The communicator in organization/komunikator didalam organiasasi
Menekankan pada tipe organisasi media yakni: authoritarian lines, capitalist line, and public service line. Misalnya saja seorang reporter menulis berita, maka yang dituntut adalah organisasinya karena kerja reporter sebagai kerja team,.
5.      The communicator’s sosial environment/ lingkungan sosial komunikator
Keanggotaan dalam suatu kelompok memperkuat kepercayaan, perilaku dan nilai-nilai yang dianut oleh individu. Semakin besar dia yakin terhadap kelompoknya semakin banyak pula pesan-pesan yang dia sampaikan dipengaruhi oleh norma-norma yang dianut oleh kelompoknya.
6.      Pressure and constraint caused by the public character of the media content/ tekanan dan paksaan mengenai isi media yang disebabkan oleh karakter publik
Komunikator harus mempertimbangkan pandangan, pendapat, norma-norma, dan nilai-nilai yang sedang berkembang di masyarakat. Pada saat itu komunikator dipengaruhi oleh apa yang diharapkan oleh publik terhadap pesan yang disampaikan publik disini bukan hanya pendengar tapi semua pihak yang berkaitan.
Dalam M (message) dipengaruhi oleh selection and structure of conten/seleksi dan susunan pesan. Hal-hal yang dijelaskan diatas tadi akan mempengaruhi bagaimana komunikator memilih dan menyususn isi dari pesan yang akan desampaikan. Pressure or contraint from the messagge/tekanan atau paksaan dari pesan, dimana informasinya harus dilengkapi dengan informasi lainnya yang menunjang pesan.
Dalam model Maletzke pengaruh medium terhadap komunikator masing-masing memiliki karakter sendiri, yang menentukan apa yang bisa disampaikan dan bagaimana hal itu disampaikan. Sehingga menyampaikan suatu pesan masing-masing medium memiliki batasan yang berbeda.
Model ini menjelaskan tentang R (Receiver) dalam memposisikan perannya sebagai penerima pesan, receiver akan menyeleksi media apa yang dikonsumsinya sesuai denbgan personality dia dan juga kebutuhan yang memotivasi dia, misalnya saja orang yang konservatif kemungkinan besar mendisregard pesan yang berbau liberal, orang bisnis akan mencari berita ekonomi. Seorang receiver juga akan memilih suatu media tertentu berdasarkan apa yang sedang trend atau berkembang dalam kelompok sosialnya/komunitas dia berada. Dimana hal tersebut, sesuai dengan pendekatan dari teori uses & gratification yang menyatakan bahwa seseorang akan mencari berita yang berguna untuk memenuhi kebutuhan dia (yang akan diimplementasikan dalam kelompok). Selain itu juga pesan yang kita terima dari media akan disaring oleh kepercayaan, perilaku, dan nilai-nilai yang kita anut, yang dibentuk dari hasil diskusi/sosial kontak dengan orang-orang dimana kita bersosialisasi.
Dalam model Maletzke pada gambar diatas kita juga dapat melihat pengaruh receiver terhadap media, yakni selection from media content/seleksi dari susunan media ada 3 hal penting dalam pemilihan/penerimaan pesan yakni :
a.       Selective attention, kihta lebih memilih pesan yang kita setujui/inginkan
b.      Selection interpretation, kita hanya akan menginterpretasi pesan sesuia dengan kemampuan komunikasi, perilaku dan posisi sosial budaya serta level pengetahuan kita.
c.       Selective retention, dimana receiver cenderung tidak lagi memberikan perhatian pada pesan yang sudah diketahui atau sudah pernah didengar/dibaca dan cenderung melupakan pesan yang tidak dianggap penting oleh receiver.
Kita juga akan melihat adanya pengaruh medium terhadap receiver dalam model maletzke ini, dimana menutr Maletzke, efek dari media massa sangat luas dan masih menjadi perdebatan, karena ada banyak faktor/variable yang mempengaruhi efek tersebut. Kita harus memastikan bahw kita benar-benar kenal dan paham dengan berbagai pendekatan terhadap efek media. Setiap media selalu memiliki kelebihan-kelibihan dan keterbatasan tertentu. Kemudian the receiver image of medium, dijelaskna bahwa tingkat kepercayaan receiver terhadap media yang akan dikonsumsi. Dimana receiver percaya bahwa berita yang disampaikan oleh media adalah berita yang kredibel dan bisa dipercaya. Dalam Model Maletzke ini feedback dari receiver adalah spontan, merupakan umpan balik langsung dari receiver terhadap komunikator. Seperti dalam acara talkshow TV yang menerima telepon pemirsa dan delay/less spontan feedback sperti di surat kabar.
Posisi Receiver disini memiliki beberapa hal yakni bagaimana receiver memandang komuikator, apakah kredibel dan bisa dipercaya, bagaimana komunikator memandang receiver, apakah khalayak itu intelektual atau berpendidikan rendah, sehingga dalam hal ini baik komunikator maupun receiver mampu saling berhubungan tetapi tidak bisa saling mengontrol.
Analisis Model Maletzke dalam berita
Dalam hal ini akan menjabarkan mengenai identifikasi suatu  contoh pemberitaan atau informasi yang dilihat dari model Maleztky, contoh ini diambil dari salah satu artikel koran Kompas yang berjudul Memutus Lingkaran Kemiskinan, oleh Ukay Karyadi (Alumnus FE Unila dan Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik FEUI), secara garis besar menjelaskan tentang pengangkatan kemiskinan di indonesia, dimana masyarakat miskin diikut sertakan dalam kelembagaan perekonomian negara, sehingga rakyat miskin mampu memiliki daya saing untuk menikmati perekonomian negara dalam pembangunannya. Sehingga orang yang miskin tidak semakin miskin, dan yang kaya tidak semakin kaya. Dalam artikel ini sebagai informasi, komunikator adalah seorang alumni FE Unila dan Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik FEUI, dimana dalam tulisannya ia mengupas habis mengenai kemiskinan masyarakat dalam pembangunan perekonomian negara Indonesia, pemilihan tema ini disesuaikan dengan kapasitas keilmuannya sebagai ahli kebijakan publik dan Ekonomi, hal ini sesuai dengan teori Maletzke yang mengatakan bahwa komunikator dalam proses komunikasi massa sebagai aturannya lebih banyak memperoleh materi isi pernyataan yang potensial daripada yang akan disampaikannya. Seorang komunikator harus memilih dari keseluruahan materi yang akan materi yang akan diperolehnya dengan kriteria tertentu. Dalam hal ini karena Ukay adalah sorang akademisi yang berasal dari latar belakang pendidikan perekonomian dan kebijakan publik, maka ia menampilkan informasi berdasarkan apa yang ada dipikirannya dan hasil researchnya kepada publik, agar pesan yang sampaikan dapat diterima oleh khalayak luas maka penyampaian pesannya melalui media massa merupakan salah satu cara yang tepat, dimana ketika menyusun dan membentuk isi komunikator dihadapkan pada situasi pemilihan dalam menyeleksi mana saja informasi yang akan disampaikan, dalam hal ini dipengaruhi oleh tekanan atau kendala dari isi pernyataan tersebut, tekanan dan kendala media, dimana setiapa medium menyajikan kendala dan kemungkinan kepada komunikator, citra diri komunikastor, faktor ini tidak semata-mata merupakan bagaimana komunikator memandang dirinya sendiri sebagai komunikator, tetapi juga menganggap bahwa dirinya sebagai salah satu pihak yang sedang mengalami kejadian yang sedang disampaikan, dalam melakukan pembentukan isi pernytaan dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya.
Pada artikel ini Ukay membahas tentang Memutus lingkaran kemiskinan, pesan ini tersampaikan dengan dilatarbelakangi oleh isu yang berkembang dimasyarakat dimana orang-orang banyak mempersoalkan tentang kemiskinan negara ini, yang semkain lama-semakin meningkat. Ukay dalam menyampaikan informasi ini, ia memberikan data-dat tambahan dari sumber lain, sehingga tidak terpatok dari satu informasi saja, tetapi juga menggunakan referensi lainnya untuk menjabarkan kasus yang sedang disampaikan kepada khalayak.
Untuk medianya, dalam menyampaikannya, artikel ini disampaikan menggunakan media cetak. Perlu kita ketahui bersama bahwa setiap media memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga meskipun artikel ini disampaikan media cetak yakni Kompas, ini membuktikan bahwa image yang dibangun oleh media ini berhasil mempengaruhi komunikannya ditunjang dengan nilai informasi yang diberikan media ini sebagai penghubung penyampaian pesan agar komunikasi efektif dan tepat sasaran.
Komunikan yang dimaksud disini adalah konsumen media cetak yang membaca artikel Ukay Karyadi tersebut. Dalam hal ini komunikasn dipengaruhi oleh faktor-faktor, yakni : citra diri komunikasn (self image) merupakan pandangan seseorang terhadap dirinya sendiri, peranan, sikap, menciptakan sebuah disposisis dalam menerima isi pernyataan, penelitian psikologi-sosial, tidak menutup kemungkinan pada artikel yang ditulis ini ada komunikan yang menolak pesan atau pembahasan yang disampaikan karena perbedaan nilai atau pandangan. Dan ada komunikan lain yang menerima pesan tersebut sebagai referensi tambahan . hal tersebut menjadikan pesan yang disampaikan Ukay efektif karena adanya feedback.
Selain itu juga dipengaruhi oleh struktur kepribadian komunikan dimana ahli-ahli psikologi menganggap bahwa ada orang-orang dengan kategori tertentu dapat dipengaruhi lebih mudah daripada orang-orang lainnya. Selain itu juga konteks sosial komunikan, ini merupakan faktor yang berupa masyarakat disekitar komunikan tinggal, dimana ini melingkupi orang-orang yang berhubungan dengan komunikasn, pentingnya peranan ini ketika isi pernyatan bertentangan dengan nilai-nilai kelompok tersebut, maka pengaruh informasi yang disampaikan oleh artikel ini pun juga akan sangan kecil.

Daftar Pustaka
Wiryanto, 2004, Pengantar Ilmu Komunikasi, Grasindo, Jakarta.



2 komentar: