Halaman

Jumat, 16 Desember 2011

Essay Tragedi Mei 1998


Kebenaran Utopis
Tragedi Mei 1998 merupakan salah satu peristiwa kelam bangsa Indonesia. Kerusuhan, penjarahan massal, ditembak dan terbunuhnya mahasiswa Universitas Trisaksi, serta adanya pemerkosaan manita keturunan Thionghoa, merupakan beberapa kejadian yang dapat dilihat dalam tragedi tersebut. Kebenaran tragedi ini pun juga belum dapat diungkapkan. Apalagi mengenai kebenaran adanya pemerkosaan secara massal terutama pemerkosaan kepada wanita keturunan Thionghoa. Jika pelecehan ini dilakukan hanya kepada wanita keturunan Thionghoa, hal ini sangatlah memberikan gambaran bahwa adanya tujuan khusus untuk membasmi keturunan Thionhoa. Jakarta membara, masyarakat turun ke jalan. Tidak ada kontrol, semua melakukan kerusakan yang tak terberarti, ketakutan para orang-orang keturunan Thionghoa dalam peristiwa tersebut membawa mereka pergi mengamankan diri ke luar negeri. Sedangkan untuk masyarakat Thionghoa yang tidak mampu, mereka tetap tinggal didalam negeri dengan berselimutkan ketakutan.
Apabila ditelaah lebih dalam krisis finansial Asia merupakan awal dari semuanya. Dimana krisis ini merupakan krisis finansial yang dimulai pada tahun 1997 di Thailan dan mempengaruhi mata uang, bursa saham, dan harga aset lainnya dibeberapa negara Asia. Di Indonesia krisis ini disebut sebagai krisis moneter. Pada waktu itu Asia menarik hampir setengah dari modal negara berkembang. Selain itu juga adanya kejadian dimana investor Barat kehilangan kepercayaan dalam keamanan di Asia Timur dan memulai menarik uangnya. Selain adanya krisis moneter tersebut, tragedi Trisakti merupakan tragedi lain yang terjadi pada Mei 1998, tragedi ini dilatarbelakangi oleh dituntutnya Presiden Soeharto untuk turun dari jabatannya. Kejadian ini menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti di Jakarta. Kerusuhan ini pula yang menjadi penyebab orang-orang Thionghoa cenderung meninggalkan tanah air dan pergi keluar negeri. Hingga muncullah isu mengenai terjadinya pemerkosaan secara massal kepada keturunan Thionghoa tersebut. Karena adanya kecemburuan masyarakat yang tidak mampu meninggalkan tanah air ke luar negeri.
Untuk menguak kebenaran isu yang berbau rasialisme tersebut akhirnya pemerintah pun membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta atau TGPF. Tim ini bertugas untuk mencari fakta mengenai kebenaran serta penyebab terjadinya kerusuhan tersebut. Apalagi kerusuhan tersebut menyulut kemarahan dunia hingga ke luar negeri. Untuk meredam kemarahan tersebut akhirnya tim TGPF secara resmi mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa benar kejadian tersebut terjadi menimpa wanita etis minoritas yang mencapai hampir seratus orang dan juga penganiayaan maupun pembunuhan oleh sekelompok orang yang diduga telah dilatih dan digerakkan secara serentak oleh suatu kelompok terselubung. Namun pembuktian akan pernyataan tersebut tidak ada tindak lanjut. Bahkan ketika TGPF mengidentifikasi bahwa adanya keterlibatan personal militer dalam peristiwa tersebut. Hingga akhirnya tim TGPF mengajukan penemuannya ke Mahkamah Agung, namun hingga detik ini kasus tersebut hanya sebagai suatu kejadian yang tak ditemukan dan tersentuh kebenarannya. Hingga isu-isu yang belum tahu kebenarannya yang tersebar dan mengakar sebagai suatu kebenaran dalam lapisan masyarakat.
Agar isu yang menyertai kejadian tersebut dapat dituntaskan seharusnya ada tindak lanjut yang perlu dilakukan oleh masyarakat. Khususnya oleh generasi muda. Dimana hal yang perlu dilakukan generasi muda adalah tidak menelaah isu yang merujuk pada rasialisme tersebut secara mentah-mentah. Namun seharusnya menyelidiki, dan lebih bertindak kritis untuk mencari tahu agar masalah ini cepat selesai. Selain itu peran lainnya yang dapat dilakukan adalah bersikap lebih sensitif untuk mendesak Mahkamah Agung untuk melakukan pengusutan dan penanganan  terhadap kasus tersebut. Dengan cara menggabungkan semua komunitas di berbagai kalangan baik kalangan masyarakat umum, maupun kalangan muda yang pro terhadap masalah ini untuk melakukan pendesakan ke Mahkamah Agung dan pemerintah dalam menuntaskan isu dan menemukan kebenarannya. Sehingga nantinya isu-isu mengenai sejarah kelam Indonesia itupun bukan menjadi isu lagi, tetapi sudah dapat ditemukan kebenaran mutlaknya, bukan kebenaran yang sifatnya utopis (berawang-awang).
Mengingat sejarah merupakan pelajaran yang berharga bagi kita semua. Seharusnya sejarah mampu menjadi pedoman untuk kita agar lebih baik lagi. Dari sejarah kita belajar apa itu arti kesalahan. Dari sejarah juga kita dapat mengetahui bagaimana hikmah untuk mendapatkan hal berharga seperti halnya pelajaran. Sejarah baik berupa sejarah yang meninggalkan kenangan bagus maupun kelam memberikan kita rasa agar kejadian kelam tidak terulang lagi. Sejarah kelam tersebut memberikan cerminan agar tidak terulang lagi di masa sekarang dengan memberikan ketransparansian pemerintahan kepada masyarakat. Dan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk bicara kepada pemerintah bukan sebagai pembicara yang ditampung aspirasinya. Tetapi seharusnya sebagai pembicara yang dapat pula diwujudkan harapannya, sehingga kesempatan antara mewujudkan bangsa yang lebih baik lagi dapat seimbang berjalan antara pemimpin dan yang dipimpin.

 Lomba Essay oleh N.E Setiana Ningrum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar