Halaman

Sabtu, 01 Oktober 2011

ANALISIS BERITA DEPTH REPORTING



ANALISIS BERITA DEPTH REPORTING
MELALUI KELEMAHAN SERTA KELEBIHAN
BERITA DALAM UNSUR 5W + 1H

Sebelumnya menguak hal tentang salah satu contoh berita yang menjadi contoh Depth Reporting, disini kita perlu mengetahui bahwa depth reporting merupakan suatu berita yang menginformasikan suatu informasi lebih dalam, selain itu depth reporting juga merupakan suatu laporan mendalam terhadap objek liputan, biasanya yang menyangkut kepentingan publik agar publik betul-betul memahami objek tersebut. Perlu kita ketahui bersama bahwa sifat depth reporting lebih pada penjelasan pada publik, dimana laporan mendalam ini digunakan untuk menulis atau mengangkat suatu peristiwa ( yang penting dan menarik ) secara lebih lengkap, mendalam. Serta mencari pemaparan jawaban HOW ( bagaimana) dan WHY ( mengapa ) secara lebih rinci dan banyak dimensi atas apa dan siapa.
Depth reporting biasanya sering digunakan oleh media cetak untuk mengimbangi kekurangan dari media elektronik seperti radio dan televisi yang cenderung cepat dalam penyajiannya. Seperti halnya contoh berita ini yang diambil dari salah satu media cetak yaitu dari koran Kompas, Jum’at, 19 Maret 2010, yang memuat tentang berita terorisme  yang bergerak di Aceh, berita ini menguak tentang kontak tembak antara Polda NAD dengan sekelompok teroris  yang dilakukan oleh Abu Yususf salah seorang teroris yang berperan sebagai pimpinan pelatihan menembak dan membaca peta kelompok teroris itu dikawasan pegunungan Bun, Jalin, Kecamatan Jantho, Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).
Kontak tembak ini bermula dari sebuah sms yang dikirimkan oleh Abu Yususf di kawasan pegunungan Bun kepada seseorang di Solo, Jawa Tengah pada 27 Februari 2010,  dimana sms ini berbunyi “Tandzim Al-Qoidah Indonesia Cabang Serambi Mekah telah bertahan untuk melanjutkan jihat terhadap musush-musuh Alloh : kaum Yahudi, Salibis, dan Murtadin serta meminta musuh-musuh Alloh untuk segera meninggalkan tanah Serambi Mekah”. Pesan singkat tersebut bukanlah hanya ancaman yang berisikan gertakan sambal semata, hal ini dapat kita ketahui bahwa sepanjang Kamis (4/3) lalu, belasan kali ambulans milik Kepolisian Daerah (polda) NAD bolak-balik Banda Aceh-Lamkabeu, Aceh Besar untuk mengantar anggota polisi yang tertembak dalam pengejaran kelompok bersenjata yang dipimpin oleh Abu Yusuf itu. Kontak tembak yang berlangsung tersebut menewaskan dua anggota Brimob Polda , seorang warga sipil serta seorang anggota Detasemen Khusus 88 Antiteror, sehingga esok harinya Mabes Polri menyatakan bahwa kelompok bersenjata tersebut sangatlah menguasai medan perang ini, mayat tiga polisi yang tewas itupun baru bisa diambil dua hari kemudian karena aparat tidak berani mendekat ke lokasi kontak tembak.
Selain itu juga terdapat beberapa pernyataan yang menyatakan bahwa ada beberapa alasan mengapa aceh menjadi medan perang ini, hal ini dikarenakan beberapa alasan, alasan tersebut antara lain aceh yang letaknya stategis, mayoritas masyarakat aceh adalah muslim, dan Aceh memiliki sejarah mendukung pergerakan Darul Islam (DI) yang diproklamirkan oleh SM Kartosuwiryo di Jawa Barat.
Berita yang telah sekilas dijelaskan diatas tersebut bisa dikatakan sebagai salah satu berita depth reporting, hal ini dikarenakan berita tersebut menggambarkan kepada kita mengenai keseluruhan apa yang terjadi dari kisah yang terjadi, disini terdapat kelengkapan pengisahan serta terdapat kronologi peristiwa yang detail nyang memberikan gambaran secara jelas tentang berita tersebut kepada masyarakat.
Jika dijelaskan melalui unsur 5W+1H, berita ini sudah sangat memenuhi unsur tersebut, Who (siapa) menyatakan siapa saja yang terlibat dengan peristiwa, disini ialah teroris di Aceh dengan Polisi Daerah (polda) Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Where (dimana) menyatakan tempat kejadiannya berlangsung , dalam berita ini kejadian berlangsung dikawasan pegunungan Bun, Jalin, Kecamatan Jantho, Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Why (mengapa) menyatakan mengapa peristiwa tersebut terjadi dan sebab yang melatarbelakangi masalah tersebut yaitu diketahuinya teroris yang mengirim pesan singkat kepada seseorang dan Polisi Daerah mengetahuinya, What (apa) menyatakan peristiwa apa yang terjadi, disini dijelaskan yang terjadi adalah terjadinya kontak tembak antara Polisi Daerah (polda) Aceh Besar dengan teroris yang dipimpin oleh Abu Yusuf di daerah Aceh. When (kapan) menyatakan waktu terjadinya, disini dijelaskan bahwa kontak tembak terjadi 22 Februari 2010, pernyataan ini berada pada kalimat “ Seorang anggota Brimob Polda NAD yang ikut dalam pengepungan itu sejak 22 Februari 2010 mengisahkan, pergerakan kelompok itu dipegunungan cukup sulit diikuti “ dan unsur teakhir yaitu How (bagaimana) yang menjelaskan bagaimana peristiwa tersebut terjadi, yang sudah dijelaskan diatas.
Dari unsur yang telah dijelaskan dapat di paparkan lagi bahwa berita depth report memiliki suatu kelebihan diantaranya bahwa berita ini menelusuri suatu masalah lebih detail daripada berita-berita lainnya, pemberitaan depth reporting memiliki kelengkapan pengisahan, depth reporting disini mengangkat fakta-fakta bukan sebagai sesuatu yang segera tampak, melainkan hendak memberikan kontribusi pada pemahaman terhadap sebuah kisah, selain itu depth reporting ini melakukan pemberitahuan kepada pembaca inti kisah yang sesungguhnya secara mendalam (lengkap), seimbang dan terorganisir dengan latar belakang, yang tidak begitu saja meninggalkan pertanyaan yang diajukan oleh pembaca, didalam depth reporting ini hendak memasuki sebuah penyidikan tentang sesuatu yang sudah ada dengan orisinil, logis dan memasukkan berbagai kepentingan yang membuat pembaca paham bukan kepada siapa dan apa, melainkan kepada bagaimana dan yang terpenting ialah mengapa.
Kelebihan-kelebihan yang disebutkan diiatas yang melengkapi kelebihan dari mengapa (Why) serta bagaimana (How)  yang menjadi salah satu unsur dari 5W+1H tersebut telah dijelaskan diatas, bahwa kejadian yang terjadi itu merupakan kejadian kontak tembak yang terjadi karena adanya teroris yang mengirimkan peasan kepada seseorang, dan kemudian polisi pun megetahui hal itu akhirnya terjadilah kontak tembak, seperti halnya yang telah dijelaskan diatas.
Perlu mengetahui lebih jauh lagi meskipun banyak sekali kelebihan yang muncul dari berita ini, akan tetapi depth reporting memiliki beberapa kelemahan, kelemahan-kelemahan yang ada di berita ini antara lain dapat disebutkan bahwa berita ini  beritanya bersambung, jadi berita tidak satu kali penerbitan berita selesai, jika pembaca ingin lebih tahu mengenai seluruh aspek yang terjadi pada subjek yang dibahas  maka pembaca dianjurkan untuk membaca kisah yang dibahas dari awal, serta mengikuti berita yang selanjutkan, karena berita depth reporting ini merupakan berita yang bersambung.
Banyak sekali kategori pemberitaan, antara lain seperti hard news , feature news, Sport New, Social News, Interpretatif , Science, Consumer, dan finansial. Yang dimaksud dengan hard news merupakan berita yang isinya menyangkut hal-hal penting yang langsung terkait dengan kehidupan pembaca, pendengar atau pemirsa. Lalu feature news ialah kisah peristiwa atau situasi yang menimbulkan kegemparan atau imaji-imaji (pencitraan), dimana peristiwanya bisa jadi tidak teramat penting harus diketahui masyarakat bahkan kemungkinan hal-hal yang telah terjadi beberapa waktu yang lalu, misalnya saja yang tergolong feature news tentang berita orang-orang kelas bawah yang bertahan disudut kota yang kumuh, adapula kategori Sport News yang mana beritanya merupakan berita olahraga, kemudian Social News yang menggambarkan kisah-kisah kehidupan sosial yang meliputi kehidupan masyarakat sehari-hari. Interpretatif disini merupakan berita yang memberikan kedalaman analisis dan melakukan survei terhadap berbagai hal yang terkait dengan peristiwa yang hendak dilaporkan. Science yang merupakan suatu berita dimana wartawan berupaya untuk menjelaskan dalam bahasa berita mengenai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Consumer berita yang memberikan bantuan kepada khalayak yang hendak membeli barang, fianancial news yang merupaka berita yang memfokuskan kepada bidang-bidang bisnis, komersial dan investasi.
Dari penjelasan beberapa kategori tersebut sangatlah jelas perbedaan antara berita yang dikategorikan sebagai berita depth reporting atau bukan sebagai berita depth reporting, berita dapat dikategorikan sebagai berita depth reporting jika berita tersebut menguak lebih dalam kepada sesuatu hal yang telah diketahui oleh pembaca atau masyarakat terlebih dahulu, dan wartawan bermaksud untuk menyajikan lebih detai bagaimana suatu kejadian tersebut terjadi secara detail dipaparkan, tetapi disini bukan bermaksud untuk menemukan suatu kasus yang baru, yang sama sekali belum diketahui oleh masyarakat, depth reporting sangatlah berbeda dengan investigative reporting.
Apabila menengok investigative reporting serta depth reporting ini memiliki perbedaan, misalnya saja perbedaan ini dapat dilihat dari wartawannya, wartawan investigasi bekerja dengan ketidakjelasan materi liputan, waktu peliputan membutuhkan waktu yang lama, membutuhkan kesabaran dan ketekuanan, serta imajinasi pada tiap hari pencarian fakta, wartawan investigasi seperti mengalami penolakan, penghadang, dan kerap kecaman atau keadaan benar-benar berbahaya, waktu deadline bukanlah esok atau hari-hari kemudian, melainkan dapat berlangsung bulanan, sebagai sebuah pelaporan jurnalistik, investigasi memiliki unsur kemendalaman, berita yang ditulis wartawan investigasi disusun secara mendalam dan depth reporting menjadi salah satu cara atau alat bagaimana investigasi diliput dan ditulis. Salah satu hal yang membedakan antara depth reporting dan investigative reporting adalah ada atau tidak adanya hipotesis dalam penelusuran tersebut.
Berbeda sekali dengan depth reporting yang deadlinenya dapat berhari-hari serta tidak membutuhkan waktu lama dalam peliputannya, karena berita ini sudah memiliki pelaporan sederhana yang bagus dalam hal akurasi dan detil pengamatannya, selain itu depth reporting juga menjelaskan keterkaitan dan perkembangan dari sebuah kisah yang terjadi.
Jadi sangatlah jelas alasan bahwa berita tentang terorisme pada koran Kompas, Jum’at, 19 Maret 2010 merupakan suatu berita yang tergolong berita depth reporting. Karena berita tersebut memberikan kelengkapan pengisahan, dimana pelaporan depth reporting ialah penyampaian berita dengan persediaan informasi yang mendetail dan kemungkinan orang untuk mngenali bagaimana menjalani berbagai kehidupan yang menyenangkan, aman, menguntungkan serat memiliki kapasitas seorang yang better-informed.

2 komentar: