Halaman

Sabtu, 29 Oktober 2011

Model komunikasi massa (Maletzke)


Matakuliah/Kelas: Komunikasi Massa/ A
Jurusan :Ilmu Komunikasi

JANGAN PLAGIAT Yaaa??

Analisis Model Maletzke
Model Komunikasi Maletzke adalah model proses komunikasi massa yang menekankan pada 4 komponen utama yaitu: Communicator, message, medium, and receiver. Dalam model ini khalayak didalam melakukan pencarian informasi, disebabkan oleh kebutuhan rasa ini ingin tahu (need cognition) dan gaya intuisi seseorang (personal cognition style). Keterpaan media massa dapat diukur melalui sumber-sumber media massa yang digunakan, curahan waktu untuk penerimaan pesan media, dan jenis pemakaian pesan. Tipologi kebutuhan manusia yang dapat dipenuhi media massa adalah kebutuha hiburan, hubungan personal, identitas pribadi dan pengumpulan informasi.
Menurut Maltzke, khalayak tidak dipengaruhi oleh media massa dalam keadaan kosong. Pesan merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari khalayak. Pesan itu disaring berdasarkan keyakinan, sikap, nilai-nilai, dan lingkungan sosialnya.
Gambar Model Maletzke
Schema des Feldes der Maasencommunication

 


    Dari gambar diatas, Maletzke memeprlihatkan secara menyeluruh mengenai komunikasi massa sebagai sebuah proses yang secara psikologis dan sosiologis dengan kompleks sifatnya. Mengandung elemen-elemen tradisional dimana kita menemukan tanda yakni C (Communicator), M (Message), Medium, dan R (Respon). Dalam masing-masing bagian tersebut terdapat hal-hal yang mempengaruhi. Dalam C (Comminicator) terdapat bagian-bagian yang mempengaruhi, yakni:
1.      The Communicator’s self image/ Citra Pribadi Komunikator
Disini dijelaskan bagaimana komunikator memposisikan perannya dalam menyampaikan suatu pesan. Misalnya saja apakah dia sebagai penyampai pesan, penilai atau pengkampanye suatu pesan. Contoh : jika saya menyampaikan pesan tentang korupsi, posisi saya apakah hanya menyampaikan berita tersebut, menilai tentang korupsi atau mengkampanyekan tentang korupsi.
2.      The communicator personality Structure/ Struktur kepribadian komunikator
Bagaimana kepribadian komunikasot mempengaruhi perilakunya. Kepribadian disini maksudnya luas mencangkup berbagai aspek, diantaranya aspek psikologi dan aspek ideology.
3.      The communicator working team/ kerjasama komunikator dalam tim
Seseorang yang bekerja dalam team maka ia harus bisa menempatkan diri atau beradaptasi dengan kelompoknua. Dimana si komunikator harus menanggalkan ego pribadinya karena mungkin tidak sesuai dengan norma teamnya.
4.      The communicator in organization/komunikator didalam organiasasi
Menekankan pada tipe organisasi media yakni: authoritarian lines, capitalist line, and public service line. Misalnya saja seorang reporter menulis berita, maka yang dituntut adalah organisasinya karena kerja reporter sebagai kerja team,.
5.      The communicator’s sosial environment/ lingkungan sosial komunikator
Keanggotaan dalam suatu kelompok memperkuat kepercayaan, perilaku dan nilai-nilai yang dianut oleh individu. Semakin besar dia yakin terhadap kelompoknya semakin banyak pula pesan-pesan yang dia sampaikan dipengaruhi oleh norma-norma yang dianut oleh kelompoknya.
6.      Pressure and constraint caused by the public character of the media content/ tekanan dan paksaan mengenai isi media yang disebabkan oleh karakter publik
Komunikator harus mempertimbangkan pandangan, pendapat, norma-norma, dan nilai-nilai yang sedang berkembang di masyarakat. Pada saat itu komunikator dipengaruhi oleh apa yang diharapkan oleh publik terhadap pesan yang disampaikan publik disini bukan hanya pendengar tapi semua pihak yang berkaitan.
Dalam M (message) dipengaruhi oleh selection and structure of conten/seleksi dan susunan pesan. Hal-hal yang dijelaskan diatas tadi akan mempengaruhi bagaimana komunikator memilih dan menyususn isi dari pesan yang akan desampaikan. Pressure or contraint from the messagge/tekanan atau paksaan dari pesan, dimana informasinya harus dilengkapi dengan informasi lainnya yang menunjang pesan.
Dalam model Maletzke pengaruh medium terhadap komunikator masing-masing memiliki karakter sendiri, yang menentukan apa yang bisa disampaikan dan bagaimana hal itu disampaikan. Sehingga menyampaikan suatu pesan masing-masing medium memiliki batasan yang berbeda.
Model ini menjelaskan tentang R (Receiver) dalam memposisikan perannya sebagai penerima pesan, receiver akan menyeleksi media apa yang dikonsumsinya sesuai denbgan personality dia dan juga kebutuhan yang memotivasi dia, misalnya saja orang yang konservatif kemungkinan besar mendisregard pesan yang berbau liberal, orang bisnis akan mencari berita ekonomi. Seorang receiver juga akan memilih suatu media tertentu berdasarkan apa yang sedang trend atau berkembang dalam kelompok sosialnya/komunitas dia berada. Dimana hal tersebut, sesuai dengan pendekatan dari teori uses & gratification yang menyatakan bahwa seseorang akan mencari berita yang berguna untuk memenuhi kebutuhan dia (yang akan diimplementasikan dalam kelompok). Selain itu juga pesan yang kita terima dari media akan disaring oleh kepercayaan, perilaku, dan nilai-nilai yang kita anut, yang dibentuk dari hasil diskusi/sosial kontak dengan orang-orang dimana kita bersosialisasi.
Dalam model Maletzke pada gambar diatas kita juga dapat melihat pengaruh receiver terhadap media, yakni selection from media content/seleksi dari susunan media ada 3 hal penting dalam pemilihan/penerimaan pesan yakni :
a.       Selective attention, kihta lebih memilih pesan yang kita setujui/inginkan
b.      Selection interpretation, kita hanya akan menginterpretasi pesan sesuia dengan kemampuan komunikasi, perilaku dan posisi sosial budaya serta level pengetahuan kita.
c.       Selective retention, dimana receiver cenderung tidak lagi memberikan perhatian pada pesan yang sudah diketahui atau sudah pernah didengar/dibaca dan cenderung melupakan pesan yang tidak dianggap penting oleh receiver.
Kita juga akan melihat adanya pengaruh medium terhadap receiver dalam model maletzke ini, dimana menutr Maletzke, efek dari media massa sangat luas dan masih menjadi perdebatan, karena ada banyak faktor/variable yang mempengaruhi efek tersebut. Kita harus memastikan bahw kita benar-benar kenal dan paham dengan berbagai pendekatan terhadap efek media. Setiap media selalu memiliki kelebihan-kelibihan dan keterbatasan tertentu. Kemudian the receiver image of medium, dijelaskna bahwa tingkat kepercayaan receiver terhadap media yang akan dikonsumsi. Dimana receiver percaya bahwa berita yang disampaikan oleh media adalah berita yang kredibel dan bisa dipercaya. Dalam Model Maletzke ini feedback dari receiver adalah spontan, merupakan umpan balik langsung dari receiver terhadap komunikator. Seperti dalam acara talkshow TV yang menerima telepon pemirsa dan delay/less spontan feedback sperti di surat kabar.
Posisi Receiver disini memiliki beberapa hal yakni bagaimana receiver memandang komuikator, apakah kredibel dan bisa dipercaya, bagaimana komunikator memandang receiver, apakah khalayak itu intelektual atau berpendidikan rendah, sehingga dalam hal ini baik komunikator maupun receiver mampu saling berhubungan tetapi tidak bisa saling mengontrol.
Analisis Model Maletzke dalam berita
Dalam hal ini akan menjabarkan mengenai identifikasi suatu  contoh pemberitaan atau informasi yang dilihat dari model Maleztky, contoh ini diambil dari salah satu artikel koran Kompas yang berjudul Memutus Lingkaran Kemiskinan, oleh Ukay Karyadi (Alumnus FE Unila dan Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik FEUI), secara garis besar menjelaskan tentang pengangkatan kemiskinan di indonesia, dimana masyarakat miskin diikut sertakan dalam kelembagaan perekonomian negara, sehingga rakyat miskin mampu memiliki daya saing untuk menikmati perekonomian negara dalam pembangunannya. Sehingga orang yang miskin tidak semakin miskin, dan yang kaya tidak semakin kaya. Dalam artikel ini sebagai informasi, komunikator adalah seorang alumni FE Unila dan Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik FEUI, dimana dalam tulisannya ia mengupas habis mengenai kemiskinan masyarakat dalam pembangunan perekonomian negara Indonesia, pemilihan tema ini disesuaikan dengan kapasitas keilmuannya sebagai ahli kebijakan publik dan Ekonomi, hal ini sesuai dengan teori Maletzke yang mengatakan bahwa komunikator dalam proses komunikasi massa sebagai aturannya lebih banyak memperoleh materi isi pernyataan yang potensial daripada yang akan disampaikannya. Seorang komunikator harus memilih dari keseluruahan materi yang akan materi yang akan diperolehnya dengan kriteria tertentu. Dalam hal ini karena Ukay adalah sorang akademisi yang berasal dari latar belakang pendidikan perekonomian dan kebijakan publik, maka ia menampilkan informasi berdasarkan apa yang ada dipikirannya dan hasil researchnya kepada publik, agar pesan yang sampaikan dapat diterima oleh khalayak luas maka penyampaian pesannya melalui media massa merupakan salah satu cara yang tepat, dimana ketika menyusun dan membentuk isi komunikator dihadapkan pada situasi pemilihan dalam menyeleksi mana saja informasi yang akan disampaikan, dalam hal ini dipengaruhi oleh tekanan atau kendala dari isi pernyataan tersebut, tekanan dan kendala media, dimana setiapa medium menyajikan kendala dan kemungkinan kepada komunikator, citra diri komunikastor, faktor ini tidak semata-mata merupakan bagaimana komunikator memandang dirinya sendiri sebagai komunikator, tetapi juga menganggap bahwa dirinya sebagai salah satu pihak yang sedang mengalami kejadian yang sedang disampaikan, dalam melakukan pembentukan isi pernytaan dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya.
Pada artikel ini Ukay membahas tentang Memutus lingkaran kemiskinan, pesan ini tersampaikan dengan dilatarbelakangi oleh isu yang berkembang dimasyarakat dimana orang-orang banyak mempersoalkan tentang kemiskinan negara ini, yang semkain lama-semakin meningkat. Ukay dalam menyampaikan informasi ini, ia memberikan data-dat tambahan dari sumber lain, sehingga tidak terpatok dari satu informasi saja, tetapi juga menggunakan referensi lainnya untuk menjabarkan kasus yang sedang disampaikan kepada khalayak.
Untuk medianya, dalam menyampaikannya, artikel ini disampaikan menggunakan media cetak. Perlu kita ketahui bersama bahwa setiap media memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga meskipun artikel ini disampaikan media cetak yakni Kompas, ini membuktikan bahwa image yang dibangun oleh media ini berhasil mempengaruhi komunikannya ditunjang dengan nilai informasi yang diberikan media ini sebagai penghubung penyampaian pesan agar komunikasi efektif dan tepat sasaran.
Komunikan yang dimaksud disini adalah konsumen media cetak yang membaca artikel Ukay Karyadi tersebut. Dalam hal ini komunikasn dipengaruhi oleh faktor-faktor, yakni : citra diri komunikasn (self image) merupakan pandangan seseorang terhadap dirinya sendiri, peranan, sikap, menciptakan sebuah disposisis dalam menerima isi pernyataan, penelitian psikologi-sosial, tidak menutup kemungkinan pada artikel yang ditulis ini ada komunikan yang menolak pesan atau pembahasan yang disampaikan karena perbedaan nilai atau pandangan. Dan ada komunikan lain yang menerima pesan tersebut sebagai referensi tambahan . hal tersebut menjadikan pesan yang disampaikan Ukay efektif karena adanya feedback.
Selain itu juga dipengaruhi oleh struktur kepribadian komunikan dimana ahli-ahli psikologi menganggap bahwa ada orang-orang dengan kategori tertentu dapat dipengaruhi lebih mudah daripada orang-orang lainnya. Selain itu juga konteks sosial komunikan, ini merupakan faktor yang berupa masyarakat disekitar komunikan tinggal, dimana ini melingkupi orang-orang yang berhubungan dengan komunikasn, pentingnya peranan ini ketika isi pernyatan bertentangan dengan nilai-nilai kelompok tersebut, maka pengaruh informasi yang disampaikan oleh artikel ini pun juga akan sangan kecil.

Daftar Pustaka
Wiryanto, 2004, Pengantar Ilmu Komunikasi, Grasindo, Jakarta.



Sabtu, 22 Oktober 2011

Pengendalian Investigasi



PENGENDALIAN INVESTIGASI
Oleh Nurma Eka Setiana Ningrum
 
Dugaan suap yang berada dalam     tubuh Mahkamah Konstitusi (MK) memberikan warna tersendiri bagi KPK, serta Refly Harun dalam mengungkap kasus yang membuat MK harus siap siaga. Hal ini tak terlepas pula dalam tindakan yang dilakukan pemerintahan Amerika Serikat dalam  memberikan kewaspadaan terhadap Julian Assange sebagai orang yang telah membocorkan dokumen-dokumen rahasia Negara, sehingga menyebabkan hubungan Negara didunia penuh dengan kecurigaan satu dengan lainnya
Refly Harun yang awalnya merupakan kuasa hukum dari JR Saragih Bupati Simalungun Sumatra Utara ini, saat menangani perkara pemulikada Simalungun. Memberikan dugaan telah terjadi suap kepada hakim konstitusi.
Hal inilah yang menjadikan Mahkamah Konstitusi pun  bergerak dengan membentuk tim investigasi yang diketuai langsung oleh Refly Harun, dalam menemuannya ia bersama timnya menjelaskan bahwa JR Saragih pernah menceritakan kepada dirinya akan memberikan hakim MK uang sebesar 1 miliar. (Kompas,15 Desember 2010).
Masalah ini timbul ketika Refly Harun mendatangi undangan JR Saragih untuk membicarakan success fee yang ia terima adalah Rp 250 juta. Dan Saragih meminta potongan 150 juta sehingga yang tersisa tinggal Rp 100juta. Dalam hal ini JR Saragih melaporkan Refly Harun kepada Bareskrim Mabes Polri dengan tuduhan pencemaran nama baik dan fitnah. Bahkan Akil Mochtar sebai hakim yang diduga menerima suap mengancam melaporkan Refly jika tidak dapat membuktikannya.
Dalam kasus Wikileaks yang didirikan oleh Julian Assange juga memberikan dampak yang besar bagi pergerakan pemerintahan dunia, dengan bocornya kawat diplomatic yang seharusnya memberikan transparansi kepada pemerintahan dunia malah membuat Julian terbekuk didalam penjara. Serta gugatan obama presiden AS yang mengatakan bahwa perilaku Julian dan situsnya Wikileaks sangat menyedihkan.
Selain itu juga penangkapan atas Julian Assange yang dituduh telah melakukan pelecehan seksual serta pemerkosaan sebagai alasan agar Julian dapat ditangkap sangatlah tidak masuk akal, hal ini karena pemerintah menekan konflik yang ada sehingga menghalalkan segala cara agar pembawa pesan tidak menyampaikan sesuatu yang harus diketahui oleh masyarakat tidak  berjalan dengan baik.
Demokrasi dalam Investigasi
Apabila melihat secara seksama, kedua tokoh yakni Refly Harun serta Julian Assange merupakan tokoh yang mampu melakukan investigasi terhadap kasus yang ditanganinya, mereka memiliki misi tertentu yang harus dicapai, sehingga apapun resikonya dihadapi dengan penuh tanggung jawab.
Refly yang menginginkan kejujuran terhadap hukum, serta Julian Assange yang menginginkan kejujuran serta tidak adanya korporasi serta korupsi dipemerintahan memberikan celah, bahwa pemerintahan itu seharusnya sesuatu yang demokratis, bukannya pemerintahan yang malah menyembunyikan sesuatu yang benar, serta menutupnya rapat-rapat untuk kepentingan tertentu yang menguntungkan.
Investigasi yang mendalam ini seharusnya mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, bukannya malah pihak yang seharusnya mendukung mengundurkan diri karena takut dicemarkan nama baiknya, hal ini dapat dilihat ketika Visa serta Master Card menghentikan donasi dananya kepada situs Wikileaks dengan alasan situs ini akan mencemarkan nama baiknya (Kompas, 9 Desember 2010) sehingga perlu melakukan penyelidikan.
Investigasi dilakukan untuk mengungkap sesuatu yang sama sekali belum diketahui masyarakat, dan perlu diketahui masyarkat demi kepentingan bersama, seharusnya para petinggi Negara mengerti akan pentingnya investigasi dalam berbagai bidang, tetapi mereka malah memberikan hambatan, tuntutan, ancaman serta tekanan kepada pelaku-pelaku investigasi, hal inilah yang akan menjadikan kebebasan pers tak lagi berjalan dengan semestinya karena harus megerti dahulu kepentingan pihak berkuasa. Jika semua disensor oleh pihak atas maka tidak ada lagi yang namanya demokrasi akan tetapi menjadi bersifat otoriter, karena semua harus sesuai dengan keinginan pihak pemerintah.
Tidak ada dukungan dari pihak atas, memberikan gambaran bahwa pemerintahan yang transparan takut untuk dilakukan oleh pemerintah, hal ini tergambar dari segala upaya pemerintah atau pihak yang lebih memiliki kekuasaan, kekuatan baik itu dalam hal komunikasi maupun materi, mencoba untuk menciutkan nyali para tim investigasi.
lashon hara
Dunia yang diguncangkan dengan bocornya dokumen-dokumen rahasia Negara yang dilakukan oleh WikiLeaks menandai hubungan diplomatik internasional apa yang disebut dalam bahasa Yahudi sebagai lashon hara (lidah setan), ekspresi moralitas kelangsungan diplomasi ketika deskripsi kebenaran tentang dunia yang semakin rumit tidak serta-merta menghapus luka atau sakit hati yang ditimbulkan. (Diplomasi lidah setan)
Kebenaran yang seharusnya membuka tabir kejujuran dapat mampu mengalahkan permusuhan malah menjadi pembuka permusuhan, bahkan permusuhan ini pun juga digambarkan oleh sikap JR Saragih ketika melaporkan Refly Harun, serta ketika Pemerintahan AS mengecam Julian Assange dengan berbagai tuntutan yang tidak dapat dinalar dengan akal.
Semuanya kembali oleh kepentingan politik dari berbagai pihak yang telah jelas-jelas bersilat lidah antara kebenaran yang terungkap dengan kebohongan yang tersembunyi. Moral manusia dalam teknologi serta ilmu pengetahuan yang tinggi tidak memberikan ia sedikit hal yang berarti dalam mencapai kesuksesan hidup untuk memimpin dirinya sendiri serta memimpin orang lain agar tetap dijalan yang benar, dan tetap berlandaskan idealisme tanpa terpengaruh keuntungan serta kepentingan pribadi dengan menjatuhkan serta melakukan ancaman terhadap piha-pihak yang memberikan kebenaran.
 N.E Setiana Ningrum /Hukum Media Massa
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadyah Malang





Faktor-Faktor yang mempengaruhi isi media



Masyarakat memandang berita sebagai sebuah fakta di lapangan yang kemudian disajikan apa adanya oleh media. Hal ini menyebabkan masayarakat merasa terkejut saat menyaksikan apa yang ditayangkan di media ternyata tidak sama dengan apa yang mereka saksikan. Dengan kata lain, apa yang ditampilkan media sudah melalui berbagai proses sehingga hasilnya tidak utuh lagi seperti fakta. Memang, tidak semua fakta bisa ditampilkan utuh dalam berita, tapi paling tidak campur tangan atau rekayasanya tidak terlalu menyimpang dari kondisi yang sesungguhnya. Dengan demikian, masyarakat harus menyadari berbagai pengaruh yang dihadapi media dalam menyampaikan sebuah berita.
Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese (1996), dalam Mediating The Message: Theories of Influences on Mass Media Content, menyusun berbagai faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan dalam ruang pemberitaan. Mereka mengidentifikasikan ada lima faktor yang mempengaruhi kebijakan redaksi dalam menentukan isi media (bandingkan dengan McQuail, 1987), sebagai berikut:
  1. Faktor individual. Faktor ini berhubungan dengan latar belakang profesional dari pengelola media. Level indivual melihat bagaimana pengaruh aspek-aspek personal dari pengelola media mempengaruhi pemberitaan yang akan ditampilkan kepada khalayak. Latar belakang individu seperti jenis kelamin, umur, atau agama, dan sedikit banyak mempengaruhi apa yang ditampilkan media. Latar belakang pendidikan, atau kecenderungan orientasi pada partai politik sedikit banyak bisa mempengaruhi profesionalisme dalam pemberitaan media.
  2. Rutinitas media, berhubungan dengan mekanisme dan proses penentuan berita. Setiap media umumnya mempunyai ukuran sendiri tentang apa yang disebut berita, apa ciri-ciri berita yang baik, atau apa kriteria kelayakan berita. Ukuran tersebut adalah rutinitas yang berlangsung tiap hari dan menjadi prosedur standar bagi pengelola media yang berada di dalamnya. Rutinitas media ini juga berhubungan dengan mekanisme bagaimana berita dibentuk. Ketika ada sebuah peristiwa penting yang harus diliput, bagaimana bentuk pendelegasian tugasnya, melalui proses dan tangan siapa saja tulisan sebelum sampai ke proses cetak, siapa penulisnya, siapa editornya, dan seterusnya.
  3. Organisasi. Level organisasi berhubungan dengan struktur organisasi yang secara hipotetik mempengaruhi pemberitaan. Pengelola media dan wartawan bukan orang tunggal yang ada dalam organisasi berita, ia sebaliknya hanya bagian kecil dari organisasi media itu . Masing-masing komponen dalam organisasi media bisa jadi mempunyai kepentingan sendiri-sendiri. Di dalam organisasi media, misalnya, selain bagian redaksi ada juga bagian pemasaran, bagian iklan, bagian sirkulasi, bagian umum, dan seterusnya. Masing-masing bagian tersebut tidak selalu sejalan. Mereka mempunyai tujuan dan target masing-masing, sekaligus strategi yang berbeda untuk mewujudkan target tersebut. Bagian redaksi misalnya menginginkan agar berita tertentu yang disajikan, tetapi bagian sirkulasi menginginkan agar berita lain yang ditonjolkan karena terbukti dapat menaikkan penjualan. Setiap organisasi berita, selain mempunyai banyak elemen juga mempunyai tujuan dan filosofi organisasi sendiri, berbagai elemen tersebut mempengaruhi bagaimana seharusnya wartawan bersikap, dan bagaimana juga seharusnya peristiwa disajikan dalam berita.
  4. Ekstra media. Level ini berhubungan dengan faktor lingkungan di luar media. Meskipun berada di luar organisasi media, hal-hal di luar organisasi media ini sedikit banyak dalam banyak kasus mempengaruhi pemberitaan media. Ada beberapa faktor yang termasuk dalam lingkungan di luar media:
    • Sumber berita. Sumber berita di sini dipandang bukanlah sebagai pihak yang netral yang memberikan informasi apa adanya, ia juga mempunyai kepentingan untuk mempengaruhi media dengan berbagai alasan: memenangkan opini publik, atau memberi citra tertentu kepada khalayak, dan seterusnya. Sebagai pihak yang mempunyai kepentingan, sumber berita tentu memberlakukan politik pemberitaan. Ia akan memberikan informasi yang sekiranya baik bagi dirinya, dan mengembargo informasi yang tidak baik bagi dirinya. Kepentingan sumber berita ini sering kali tidak disadari oleh media.
    • Sumber penghasilan media, berupa iklan, bisa juga berupa pelanggan/pembeli media. Media harus survive, dan untuk bertahan hidup kadangkala media harus berkompromi dengan sumber daya yang menghidupi mereka. Misalnya media tertentu tidak memberitakan kasus tertentu yang berhubungan dengan pengiklan. Pihak pengiklan juga mempunyai strategi untuk memaksakan versinya pada media. Ia tentu saja ingin kepentingannya dipenuhi, itu dilakukan di antaranya dengan cara memaksa media mengembargo berita yang buruk bagi mereka. Pelanggan dalam banyak hal juga ikut mewarnai pemberitaan media. Tema tertentu yang menarik dan terbukti mendongkrak penjualan, akan terus-menerus diliput oleh media. Media tidak akan menyia-nyiakan momentum peristiwa yang disenangi oleh khalayak.
    • Pihak eksternal seperti pemerintah dan lingkungan bisnis. Pengaruh ini sangat ditentukan oleh corak dari masing-masing lingkungan eksternal media (baca teori normatif komunikasi massa, dan teori makro). Dalam negara yang otoriter misalnya, pengaruh pemerintah menjadi faktor yang dominan dalam menentukan berita apa yang disajikan. Keadaan ini tentu saja berbeda di negara yang demokratis dan menganut liberalisme. Campur tangan negara praktis tidak ada, justru pengaruh yang besar terletak pada lingkungan pasar dan bisnis.
  1. Ideologi, diartikan sebagai kerangka berpikir atau kerangka referensi tertentu yang dipakai oleh individu untuk melihat realitas dan bagaimana mereka menghadapinya. Berbeda dengan elemen sebelumnya yang tampak konkret, level ideologi ini abstrak. Ia berhubungan dengan konsepsi atau posisi seseorang dalam menafsirkan realitas.
Raymond William (dalam eriyanto, 2001) mengklasifikasikan penggunaan ideologi tersebut dalam tiga ranah.
  • · Sebuah sistem kepercayaan yang dimiliki oleh kelompok atau kelas tertentu. Definisi ini terutama dipakai oleh kalangan psikologi yang melihat ideologi sebagai seperangkat sikap yang dibentuk dan diorganisasikan dalam bentuk yang koheren. Sebagai misal, seseorang mungkin mempunyai seperangkat sikap tertentu mengenai demontrasi buruh. Ia percaya bahwa buruh yang berdemontrasi mengganggu kelangsungan produksi. Oleh karenanya, demontrasi tidak boleh ada, karena hanya akan menyusahkan orang lain, membuat keresahan, menggangu kemacetan lalulintas, dan membuat persahaan mengalami kerugian besar. Jika bisa memprediksikan sikap seseorang semacam itu, kita dapat mengatakan bahwa orang itu mempunyai ideologi kapitalis atau borjuis. Meskipun ideologi disini terlihat sebagai sikap seseorang, tetapi ideologi di sini tidak dipahami sebagai sesuatu yang ada dalam diri individu sendiri, melainkan diterima dari masyarakat.
  • · Sebuah sistem kepercayaan yang dibuat –ide palsu atau kesadaran palsu- yang biasa dilawankan dengan pengetahuan ilmiah. Ideologi dalam pengertian ini adalah seperangkat kategori yang dibuat dan kesadaran palsu dimana kelompok yang berkuasa atau dominan menggunakannya untuk mendominasi kelompok lain. Karena kelompok yang dominan mengontrol kelompok lain dengan menggunakan perangkat ideologi yang disebarkan ke dalam masyarakat, akan membuat kelompok yang didominasi melihat hubungan itu nampak natural, dan diterima sebagai kebenaran. Di sini, ideologi disebarkan lewat berbagai instrumen dari pendidikan, politik sampai media massa.
  • · Proses umum produksi makna dan ide. Ideologi disini adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan produksi makna.
..................................................................................................................................................................

Jurnalistik dalam perkembangan Teknologi saat ini


 N. E Setiana Ningrum
 Mata Kuliah : On line  Journalism

Jurnalistik  bisa dibatasi secara singkat sebagai kegiatan penyiapan, penulisan, penyuntingan, dan penyampaian berita kepada khalayak melalui saluran media tertentu. Jurnalistik mencakup kegiatan dari peliputan sampai kepada penyebarannya kepada masyarakat. Sebelumnya, jurnalistik dalam pengertian sempit disebut juga dengan publikasi secara cetak. Pengertian tersebut tidak hanya sebatas melalui media cetak seperti surat kabar, majalah, dan sebagainya, akan tetapi meluas menjadi media elektronik seperti radio atau televisi.
Berdasarkan media yang digunakan meliputi jurnalistik cetak (print journalism), elektronik (electronic journalism). Akhir-akhir ini juga telah berkembang jurnalistik secara tersambung (online journalism). Dahulu kegiatan jurnalistik dilakukan dengan cara-cara manual, mulai dari pencarian berita hingga kepada kegiatan pelaporan berita atau pengumpulan berita dilakukan dengan cara yang masih sangat sederhana. Hal ini dikarenakan dahulu alat-alat pendukung kegiatan jurnalistik masih minim sekali. Selain itu juga jurnalistik pada zaman dahulu hanya dipahami sebagai publikasi secara cetak. Tetapi sekarang tidak hanya dari situ saja, media elektronik juga ikut andil dalam hal pemberitaan serta sebagai pelaku media massa.
Dapat dilihat bahwa sekarang ini dunia teknologi semakin berkembang. Perkembangan teknologi tersebut juga memengaruhi perkembangan jurnalistik. Pada zaman dahulu hanya seorang jurnalis profesional yang mampu melakukan kegiatan jurnalistik. Dimana kegiatan jurnalistik yang dimaksud adalah mencari, mengumpulkan, mengolah, dan melaporkan berita kepada masyarakat luas. Akan tetapi saat ini, kegiatan jurnalistik tidak hanya dapat dilakukan oleh jurnalis profesional. Dengan ditemukan teknologi internet, kegiatan jurnalistik dapat dilakukan  oleh siapa saja, tanpa harus memiliki backgroun sebagai jurnalis profesional. Setiap orang bisa melakukan kegiatan mencari, mengumpulkan, mengolah, dan melaporkan berita kepada masyarakat luas. Istilah yang digunakan untuk perkembangan jurnalistik tersebut yakni citizen journalism. Dalam citizen journalism, semua anggota masyarakat mampu melakukan kegiatan jurnalistik tanpa memandang latar belakang pendidikan dan keahlian. Kehadiran citizen journalism mendorong setiap orang untuk berani menulis dan melaporkan informasi/berita kepada banyak orang tanpa memerlukan label atau status jurnalis profesional.
Inilah dampak dari perkembangan teknologi dalam dunia jurnalistik, dimana setiap orang sekarang memiliki hak yang sama untuk bebas dalam mengeluarkan pendapatnya. Dalam perkembangan ini memunculkan berbagai akibat baik positf maupun akibat negatif. Sebagai dampak positifnya, perkembangan media komunikasi memudahkan kegiatan jurnalistik yang sedang berlangsung. Informasi yang didapat akan segera disampaikan serta lebih cepat didapatkan daripada waktu ketika teknologi komunikasi belum berkembang pesat seperti saat ini. Sedangkan untuk akibat negatifnya, jurnalistik dalam perkembangan teknologi komunikasi ini, memberikan banyak peluang bagi anggota masyarakat untuk membuat berita, mengakses informasi, serta menyebarkan informasi lebih akurat dan lebih cepat dari pada para jurnalis profesional, dimana perlu diketahui, bahwa kesadaran masyarakat akan prinsip-prisip jurnalistik tidak sepenuhnya dapat diterapka.
Sehingga pertanggungjawaban atas informasi yang diberitakan itu belum tentu dapat dipertanggungjawabkan, apalagi mengingat prinsip-prinsip jurnalisme tetap harus dipegang ketika sedang melakukan kegiatan jurnalistik. Prinsip-prinsip jurnalisme tersebut antara lain kebenaran, akurasi, objektivitas (cover both side), berimbang, verifikasi, dan lain-lain. Prinsip-prinsip tersebut harus dilaksanakan karena informasi yang disajikan adalah untuk dibaca dan diketahui oleh publik. Jangan sampai publik menerima informasi yang salah setelah membaca artikel atau tulisan produk yang dibuat oleh anggota masyarakat lainnya.

Sumber :
www.pelitaku.sabda.org
Wibowo Wahyu.2009.Menuju Jurnalisme Beretika.Kompas Media Nusantara. Jakarta.



Senin, 17 Oktober 2011

Mengatasi Cemburu

hummm... apa itu cemburu??? bagi kalian yang punya pacar terutama, pasti pernah mengalami hal ini, aku pun juga mengalaminya, pertama itu pas liat HP nya ada nama cewek lain yang dia pun juga memberikan perhatian yang welcome, seakan tanduk kepala ini dah nggak cuma satu aja yang muncul, tetapi dah dua belas tanduk kepala muncul, trus didramatisir sama api-api kecemburuan yang nggak makin padam, malah makin menggila aja, nah gimana dong cara ngatasi hal ini, biar nggak makin menggilai kita???? hummm ini dia tipsnya :
pertama,
bicarakan hal yang menyangkut cewek yang kamu cemburui
kedua,
jangan melarang cowokmu/cewekmu itu untuk memutus hubungan mereka,
ketiga,
tanyain baik-baik hubungan mereka berdua, jika seandainya penjelasannya itu merupakan penjelasan yang mendukung hubungan mereka, kasih penjelasan ke dia, bahwa nggak ada orang yang mau diduain
keempat,
setelah tahu jelas hubungan antara mereka, kamu bisa memutuskan apa yang harus kamu lakukan
kelima,
Jadilah pribadi yang bijaksana, iyakni pribadi yang tahu mana yang salah dan benar, agar kamu tidak termakan oleh emosi sesaat yang merugikan citra mu dihadapan pasanganmu, malu dong, kalo dah marah-marah gitu, ternyata salah arahnya, bagaikan beli tiket pesawat naiknya kereta api,.ku dah mempraktekkannya, dan alhamdulillah brhasil, buat kalian yang membaca ini, silahkan mencoba, dan semoga berhasil juga ya??? okokoko.... >))'>

Kamis, 06 Oktober 2011

Apa itu Bohong??

       Teori Kebohongan Interpersonal
Apa Itu Kebohongan?
         Seseorang yang melakukan kebohongan merupakan seseorang yang telah melakukan interaksi yang terus berlanjut antar pelaku komunikasi yang menggunakan proses maju mundur, dimana kebohongan melibatkan manipulasi informasi, pelaku, dan citra yang dilakukan dengan sengaja untuk membuat orang lain mempercayai kesimpulan atau keyakinan yang palsu. Biasanya, ketika seorang pembicara berbohong, orang tersebut menggunakan strategi perilaku yang mengganggu keadaan informasi yang sebenarnya atau yang tidak lengkap, tidak berhubungan, tidak jelas, atau tidak langsung . Pembicara bahkan dapat saja melepaskan diri mereka dari informasi yang penuh dengan kebohongan. pelaku komunikasi yang berbohong mungkin mengalami jumlah ketakutan tertentu, seperti takut ketahuan dan pendengarnya mengalami sedikit kecurigaan karena dibohongi. ketakutan dalam berbohong dan kecurigaan dapat menyebabkan munculnya perilaku yang diatur secara strategis, tetapi lebih mungkin untuk muncul dalam perilaku-perilaku non strategis, atau perilaku yang tidak dimanipulasi. ini adalah proses yang disebut kebocoran. seperti yang telah diketahui, dugaan pelaku komunikasi merupakan dasar yang penting untuk menilai pelaku. jadi dugaan ini memainkan peran yang pasti dalam sebuah kebohongan. ketika dugaan penerima menyimpang, kecurigaan mereka dapat muncul. Demikian juga ketika dugaan pengirim menyimpang, ketakutan kebohongan mereka juga akan muncul.

Selasa, 04 Oktober 2011

Waspadai Obat Mata

Judul buku : Cara Sehat menjadi Perempuan
Hati-hati memakai obat mata
         Obat untuk mata ada yang dimunum juga ada yang bisa langsung diteteskan ke dalam bola mata, untuk yang diteteskan dalam bola mata ini ada yang memiliki bentuk cair, krim, dan salep. isi obatnya sama namun bentuk ketersediaanya saja yang berbeda.
untuk obat mata sendiri beragam sekali fungsinya, ada yang digunakan untuk membersihkan, ada yang digunakan untuk meredakan infeksi, selain untuk penyakit mata khusus, seperti bola mata bertekanan tinggi (glaucoma), lensa mata keruh, atau ada reaksi atoimum pada bola mata, sehingga membentuk peradangan pada iris orang orangan mata.
         Untuk obat matanya sendiri tidak semua dijual dengan bebas, tetapi ada yang menggunakan resep dokter, obat mata yang dijual bebas, bukan berarti seenaknya dapat digunakan. kebanyakan obat mata tanpa resep dokter hanya untuk membersihkan mata, atau sebagai antiseptis mata belaka. bila mata kemasukan debu atau kotoran maka obat mata warung boleh digunakan, tetapi tidak boleh digunakan apabila mata merah terinfeksi.
         pemakaian obat mata yang salah alamat bukan saja tidak menyembuhkan penyakit matanya, malah bisa jadi mempersulit, mata akan menjadi merah apabila diberi obat tetes warung.
Mata merah itu pun juga bukan hanya satu saja jenisnya, selain infeksi, baik oleh virus, kuman atau jamur, mata juga bisa merah apabila mengidap glaucoma, alergi atau terkena trauma.
obat tetes mata seharusnya tidak disimpan  dan langsung dibuang walaupun belum habis, selain sudah berubah sifat khasiatnya, obat mata yang berisis antibiotika, mungkin sudah tercemar bibit penyakit matanya pada saat orang-orang memakainya (dimana ujung botol obatnya menyentuh, atau tersentuh bola mata, bulu mata, yang sedang ada bibit penyakitnya).
oleh karena itu tidak setiap saat mata merah sama untuk jenis penyakitnya, obat mata pun belum tentu sama pula. makanya untuk para pecinta mata untuk mata yang sakit,jangan sembarangan memakai obat mata, agar tidak fatal akibatnya, konsultasikan ke dokter apabila memang tidak dapat mengatasi sendiri.






Senin, 03 Oktober 2011

Try to style


Kecantikan Ideal

Mitos Kecantikan dari buku Naomy Wolf

Kecantikan Ideal
Kecantikan ideal dianggap ideal karena kecantikan itu tidak pernah ada, tindakan untuk mewujudkan ideal itu terletak pada kesenjangan antara hasrat dan kepuasan. perempuan bukanlah sosok yang cantik tanpa jarak.  "Kecantikan" bukanlah sekedar hal visual, kecantikan adalah sesuatu yang lebih nyata ada dalam film atau batu dibandingan dalam kehidupan nyata. dalam agama mengatakan bahwa kecantikan perempuan bukanlah miliknya, sebagaimana keyakinan kuno mengatakan bahwa kecantikan perempuan itu dimiliki oleh pihak lain, disini pihak tersebut adalah pihak lelaki. Apa jadinya lelaki yang menghargai perempuan cantik dengan "kecantikan"-nya sebagai suatu tujuan yang ingin dicapainya? dia telah menyabotase dirinya. dia tidak akan mendapatkan teman, patner, dan orang yang sama-sama dipercaya. perempuan cukup tahu bahwa ia telah dipilih. dan para lelaki telah berhasil membeli serangkaian rasa saling tidak percaya dan ketidaknyamanan. dia memang meraih sesuatu yaitu rasa kagum dari lelaki lainyang melihat bahwa penghargaan semacam itu adalah suatu hal yang mengesankan. adakalanya para lelaki itu menjadi fetishis, dimana ia memperlakukan satu bagian tubuh seolah-olah itu adalah keseluruhan tubuh tersebut. lelaki yang memilih kekasinya karen a"kecantikan" yang dimiliki oleh perempuan tersebut sebagai fetish yakni memperlakukan sebagian dari dirinya, citra visualnya, bahkanseolah-olah itu adalah diri seksualnya. Nilai perempuan sebagai fetish terdapat pada cara dimana "kecantikan"-nya dapat memberikan kekasihnya (lelaki) status dimata lelaki lainnya. Jadi jika seseorang laki-laki telah melakukan hubungan seks dengan perempuan yang telah dipilihnya karena kecantikannya yang impersonal, ada banyak orang yang berada dalam satu rungan dengannya, tetapi perempuan itu sendiri tidak berada disana. hubungan seperti ini akan membuat diri mereka saling kecewa karena mereka sama-sama harus hidup dalam publik untuk mendapatkan pembenaran yang terus-menerus dan bisa diperbaharui dari nilai tukar yang tinggi. Akan tetapi, hubungan seksual selalu kembali memasuki ruang privat, dimana kecantikan, yang sama membosankannya sebagaimana perempuan lain, membuat kesalahan fatal dengan menuntuk untuk dapat dikenali. oleh karena itu para perempuan yang sadar akan kecantikan iideal itu tidak ada, maka jagalah kecantikan kalian dengan hati-hati, jangan sampai karena menginginkan pengakuan cantik harus berkorban besar kepada lelaki, Untuk semuanya jangan tertarik kepada seseorang karena parasnya, sebab keelokan paras dapat menyesatkan. Jangan pula tertarik kepada kekayaannya, karena kekayaan dapat musnah. Tertariklah kepada seseorang yang dapat membuatmu tersenyum, karena hanya senyum yang dapat membuat hari-hari yang gelap menjadi cerah. Semoga kamu menemukan orang seperti itu.

Grazie..... >))'>

Sabtu, 01 Oktober 2011

ANALISIS BERITA DEPTH REPORTING



ANALISIS BERITA DEPTH REPORTING
MELALUI KELEMAHAN SERTA KELEBIHAN
BERITA DALAM UNSUR 5W + 1H

Sebelumnya menguak hal tentang salah satu contoh berita yang menjadi contoh Depth Reporting, disini kita perlu mengetahui bahwa depth reporting merupakan suatu berita yang menginformasikan suatu informasi lebih dalam, selain itu depth reporting juga merupakan suatu laporan mendalam terhadap objek liputan, biasanya yang menyangkut kepentingan publik agar publik betul-betul memahami objek tersebut. Perlu kita ketahui bersama bahwa sifat depth reporting lebih pada penjelasan pada publik, dimana laporan mendalam ini digunakan untuk menulis atau mengangkat suatu peristiwa ( yang penting dan menarik ) secara lebih lengkap, mendalam. Serta mencari pemaparan jawaban HOW ( bagaimana) dan WHY ( mengapa ) secara lebih rinci dan banyak dimensi atas apa dan siapa.
Depth reporting biasanya sering digunakan oleh media cetak untuk mengimbangi kekurangan dari media elektronik seperti radio dan televisi yang cenderung cepat dalam penyajiannya. Seperti halnya contoh berita ini yang diambil dari salah satu media cetak yaitu dari koran Kompas, Jum’at, 19 Maret 2010, yang memuat tentang berita terorisme  yang bergerak di Aceh, berita ini menguak tentang kontak tembak antara Polda NAD dengan sekelompok teroris  yang dilakukan oleh Abu Yususf salah seorang teroris yang berperan sebagai pimpinan pelatihan menembak dan membaca peta kelompok teroris itu dikawasan pegunungan Bun, Jalin, Kecamatan Jantho, Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).
Kontak tembak ini bermula dari sebuah sms yang dikirimkan oleh Abu Yususf di kawasan pegunungan Bun kepada seseorang di Solo, Jawa Tengah pada 27 Februari 2010,  dimana sms ini berbunyi “Tandzim Al-Qoidah Indonesia Cabang Serambi Mekah telah bertahan untuk melanjutkan jihat terhadap musush-musuh Alloh : kaum Yahudi, Salibis, dan Murtadin serta meminta musuh-musuh Alloh untuk segera meninggalkan tanah Serambi Mekah”. Pesan singkat tersebut bukanlah hanya ancaman yang berisikan gertakan sambal semata, hal ini dapat kita ketahui bahwa sepanjang Kamis (4/3) lalu, belasan kali ambulans milik Kepolisian Daerah (polda) NAD bolak-balik Banda Aceh-Lamkabeu, Aceh Besar untuk mengantar anggota polisi yang tertembak dalam pengejaran kelompok bersenjata yang dipimpin oleh Abu Yusuf itu. Kontak tembak yang berlangsung tersebut menewaskan dua anggota Brimob Polda , seorang warga sipil serta seorang anggota Detasemen Khusus 88 Antiteror, sehingga esok harinya Mabes Polri menyatakan bahwa kelompok bersenjata tersebut sangatlah menguasai medan perang ini, mayat tiga polisi yang tewas itupun baru bisa diambil dua hari kemudian karena aparat tidak berani mendekat ke lokasi kontak tembak.
Selain itu juga terdapat beberapa pernyataan yang menyatakan bahwa ada beberapa alasan mengapa aceh menjadi medan perang ini, hal ini dikarenakan beberapa alasan, alasan tersebut antara lain aceh yang letaknya stategis, mayoritas masyarakat aceh adalah muslim, dan Aceh memiliki sejarah mendukung pergerakan Darul Islam (DI) yang diproklamirkan oleh SM Kartosuwiryo di Jawa Barat.
Berita yang telah sekilas dijelaskan diatas tersebut bisa dikatakan sebagai salah satu berita depth reporting, hal ini dikarenakan berita tersebut menggambarkan kepada kita mengenai keseluruhan apa yang terjadi dari kisah yang terjadi, disini terdapat kelengkapan pengisahan serta terdapat kronologi peristiwa yang detail nyang memberikan gambaran secara jelas tentang berita tersebut kepada masyarakat.
Jika dijelaskan melalui unsur 5W+1H, berita ini sudah sangat memenuhi unsur tersebut, Who (siapa) menyatakan siapa saja yang terlibat dengan peristiwa, disini ialah teroris di Aceh dengan Polisi Daerah (polda) Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Where (dimana) menyatakan tempat kejadiannya berlangsung , dalam berita ini kejadian berlangsung dikawasan pegunungan Bun, Jalin, Kecamatan Jantho, Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Why (mengapa) menyatakan mengapa peristiwa tersebut terjadi dan sebab yang melatarbelakangi masalah tersebut yaitu diketahuinya teroris yang mengirim pesan singkat kepada seseorang dan Polisi Daerah mengetahuinya, What (apa) menyatakan peristiwa apa yang terjadi, disini dijelaskan yang terjadi adalah terjadinya kontak tembak antara Polisi Daerah (polda) Aceh Besar dengan teroris yang dipimpin oleh Abu Yusuf di daerah Aceh. When (kapan) menyatakan waktu terjadinya, disini dijelaskan bahwa kontak tembak terjadi 22 Februari 2010, pernyataan ini berada pada kalimat “ Seorang anggota Brimob Polda NAD yang ikut dalam pengepungan itu sejak 22 Februari 2010 mengisahkan, pergerakan kelompok itu dipegunungan cukup sulit diikuti “ dan unsur teakhir yaitu How (bagaimana) yang menjelaskan bagaimana peristiwa tersebut terjadi, yang sudah dijelaskan diatas.
Dari unsur yang telah dijelaskan dapat di paparkan lagi bahwa berita depth report memiliki suatu kelebihan diantaranya bahwa berita ini menelusuri suatu masalah lebih detail daripada berita-berita lainnya, pemberitaan depth reporting memiliki kelengkapan pengisahan, depth reporting disini mengangkat fakta-fakta bukan sebagai sesuatu yang segera tampak, melainkan hendak memberikan kontribusi pada pemahaman terhadap sebuah kisah, selain itu depth reporting ini melakukan pemberitahuan kepada pembaca inti kisah yang sesungguhnya secara mendalam (lengkap), seimbang dan terorganisir dengan latar belakang, yang tidak begitu saja meninggalkan pertanyaan yang diajukan oleh pembaca, didalam depth reporting ini hendak memasuki sebuah penyidikan tentang sesuatu yang sudah ada dengan orisinil, logis dan memasukkan berbagai kepentingan yang membuat pembaca paham bukan kepada siapa dan apa, melainkan kepada bagaimana dan yang terpenting ialah mengapa.
Kelebihan-kelebihan yang disebutkan diiatas yang melengkapi kelebihan dari mengapa (Why) serta bagaimana (How)  yang menjadi salah satu unsur dari 5W+1H tersebut telah dijelaskan diatas, bahwa kejadian yang terjadi itu merupakan kejadian kontak tembak yang terjadi karena adanya teroris yang mengirimkan peasan kepada seseorang, dan kemudian polisi pun megetahui hal itu akhirnya terjadilah kontak tembak, seperti halnya yang telah dijelaskan diatas.
Perlu mengetahui lebih jauh lagi meskipun banyak sekali kelebihan yang muncul dari berita ini, akan tetapi depth reporting memiliki beberapa kelemahan, kelemahan-kelemahan yang ada di berita ini antara lain dapat disebutkan bahwa berita ini  beritanya bersambung, jadi berita tidak satu kali penerbitan berita selesai, jika pembaca ingin lebih tahu mengenai seluruh aspek yang terjadi pada subjek yang dibahas  maka pembaca dianjurkan untuk membaca kisah yang dibahas dari awal, serta mengikuti berita yang selanjutkan, karena berita depth reporting ini merupakan berita yang bersambung.
Banyak sekali kategori pemberitaan, antara lain seperti hard news , feature news, Sport New, Social News, Interpretatif , Science, Consumer, dan finansial. Yang dimaksud dengan hard news merupakan berita yang isinya menyangkut hal-hal penting yang langsung terkait dengan kehidupan pembaca, pendengar atau pemirsa. Lalu feature news ialah kisah peristiwa atau situasi yang menimbulkan kegemparan atau imaji-imaji (pencitraan), dimana peristiwanya bisa jadi tidak teramat penting harus diketahui masyarakat bahkan kemungkinan hal-hal yang telah terjadi beberapa waktu yang lalu, misalnya saja yang tergolong feature news tentang berita orang-orang kelas bawah yang bertahan disudut kota yang kumuh, adapula kategori Sport News yang mana beritanya merupakan berita olahraga, kemudian Social News yang menggambarkan kisah-kisah kehidupan sosial yang meliputi kehidupan masyarakat sehari-hari. Interpretatif disini merupakan berita yang memberikan kedalaman analisis dan melakukan survei terhadap berbagai hal yang terkait dengan peristiwa yang hendak dilaporkan. Science yang merupakan suatu berita dimana wartawan berupaya untuk menjelaskan dalam bahasa berita mengenai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Consumer berita yang memberikan bantuan kepada khalayak yang hendak membeli barang, fianancial news yang merupaka berita yang memfokuskan kepada bidang-bidang bisnis, komersial dan investasi.
Dari penjelasan beberapa kategori tersebut sangatlah jelas perbedaan antara berita yang dikategorikan sebagai berita depth reporting atau bukan sebagai berita depth reporting, berita dapat dikategorikan sebagai berita depth reporting jika berita tersebut menguak lebih dalam kepada sesuatu hal yang telah diketahui oleh pembaca atau masyarakat terlebih dahulu, dan wartawan bermaksud untuk menyajikan lebih detai bagaimana suatu kejadian tersebut terjadi secara detail dipaparkan, tetapi disini bukan bermaksud untuk menemukan suatu kasus yang baru, yang sama sekali belum diketahui oleh masyarakat, depth reporting sangatlah berbeda dengan investigative reporting.
Apabila menengok investigative reporting serta depth reporting ini memiliki perbedaan, misalnya saja perbedaan ini dapat dilihat dari wartawannya, wartawan investigasi bekerja dengan ketidakjelasan materi liputan, waktu peliputan membutuhkan waktu yang lama, membutuhkan kesabaran dan ketekuanan, serta imajinasi pada tiap hari pencarian fakta, wartawan investigasi seperti mengalami penolakan, penghadang, dan kerap kecaman atau keadaan benar-benar berbahaya, waktu deadline bukanlah esok atau hari-hari kemudian, melainkan dapat berlangsung bulanan, sebagai sebuah pelaporan jurnalistik, investigasi memiliki unsur kemendalaman, berita yang ditulis wartawan investigasi disusun secara mendalam dan depth reporting menjadi salah satu cara atau alat bagaimana investigasi diliput dan ditulis. Salah satu hal yang membedakan antara depth reporting dan investigative reporting adalah ada atau tidak adanya hipotesis dalam penelusuran tersebut.
Berbeda sekali dengan depth reporting yang deadlinenya dapat berhari-hari serta tidak membutuhkan waktu lama dalam peliputannya, karena berita ini sudah memiliki pelaporan sederhana yang bagus dalam hal akurasi dan detil pengamatannya, selain itu depth reporting juga menjelaskan keterkaitan dan perkembangan dari sebuah kisah yang terjadi.
Jadi sangatlah jelas alasan bahwa berita tentang terorisme pada koran Kompas, Jum’at, 19 Maret 2010 merupakan suatu berita yang tergolong berita depth reporting. Karena berita tersebut memberikan kelengkapan pengisahan, dimana pelaporan depth reporting ialah penyampaian berita dengan persediaan informasi yang mendetail dan kemungkinan orang untuk mngenali bagaimana menjalani berbagai kehidupan yang menyenangkan, aman, menguntungkan serat memiliki kapasitas seorang yang better-informed.